BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah filsafat berasal dari dua suku kata
dalam bahasa Yunani kuno, yaitu phile atau philos yang berarti
cinta atau sahabat, dan sophia atau sophos yang berarti
kebijaksanaan. Kedua suku kata tersebut membentuk kata majemuk philosophia.
Dengan demikian, berdasarkan asal usul philosophia (filsafat) berarti
cinta kepada kebijaksanaan atau sahabat kebijaksanaan. Karena istilah
philosophia dalam bahasa Indonesia identik dengan istilah filsafat, maka untuk
orangnya, yaitu orang yang mencintai kebijaksanaan disebut filsuf.
Harun Hadiwijono berpendapat bahwa filsafat
diambil dari bahasa Yunani, filosofia. Struktur katanya berasal dari kata
filosofien yang berarti mencintai kebijaksanaan. Dalam arti itu, menurut
Hadiwijono filsafat mengandung arti sejumlah gagasan yang penuh kebijaksanaan.
Artinya, seseorang dapat disebut berfilsafat ketika ia aktif memperoleh
kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian ini lebih memperoleh
kebijaksanaan. Kata filsafat dalam pengertian ini lebih berarti sebagai
“Himbauan kepada kebijaksanaan”.
Di zaman Yunani, filsafat bukan merupakan suatu
disiplin teoritis dan spesial, akan tetapi suatu cara hidup yang kongkret,
suatu pandangan hidup yang total tentang manusia dan tentang alam yang
menyinari seluruh kehidupan seseorang. Selanjutnya, dengan kehidupan atau
perkembangan peradaban manusia dan problema yang di hadapinya, pengertian yang
bersifat teoritis seperti yang di lahirkan filsafat Yunani itu kehilangan
kemampuan untuk memberi jawaban yang layak tentang kebenaran peradaban itu
telah menyebabkan manusian melakukan loncatan besar dalam bidang sains,
teknologi, kedokteran dan pendidikan.
Perubahan itu mendorong manusia memikirkan
kembali pengertian tentang kebenaran. Sebab setiap terjadi perubahan dalam
peradaban akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang berlaku, karena antara
perubahan peradaban dengan cara berfikir manusia terdapat hubungan timbal
balik.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan
potensi-potensi manusiawi peserta didik, baik potensi fisik, potensi cipta,
rasa maupun karsanya agar dasar kependidikan adalah cita-cita kemanusiaan
universal. Karenanya pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam
keseimbangan, kesatuan, organis, dinamis, guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan, melalui filsafat kependidikan. Filsafat pendidikan adalah filsafat
yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
B. Permasalahan
- Apa yang dimaksud filsafat pendidikan ?
- Apa saja ruang lingkup filsafat pendidikan ?
- Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
- Untuk dapat menjadi suatu bekal bagi para pendidik untuk menghadapi masalah dalam pendidikan.
- Untuk menjadikan Mahasiswa agar dapat memahami secara menyeluruh mengenai filsafat pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Filsafat
Pendidikan
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran
yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur,
menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan
dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk
mencapainya. Dalam hal ini, filsafat, filsafat pendidikan, dan pengalaman
kemanusiaan merupakan faktor yang integral. Filsafat pendidikan juga bisa
didefinisikan sebagai kaidah filosof dalam bidang pendidikan yang menggambarkan
aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dalam upaya memecahkan
persoalan-persoalan pendidikan secara peraktis.
Menurut Jhon Dewey, filsafat pendidikan
merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fudamental, baik yang
menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional) menuju
tabiat manusia. Menurut Imam Barnadib filsafat pendidikan merupakan ilmu uang
pada hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang
pendidilkan. Baginya filsafat pendidikan merupakan aplikasi suatu analisis
filosof terhadap pendidikan.
Untuk mendapatkan pengertian filsafat
pendidikan yang lebih sempurna (jelas), ada baiknya kita melihat beberapa
konsep mengenai pengertian pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah bimbingan
ecara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan ruhani anak
didikmenuju terbentuknya manusia yang memiliki yang utama dan ideal.
Dalam pandangan Jhon Dewey, pendidikan adalah
sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fudamental, yang
menyangkut: daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi). Dalam hubungan
ini Al-Syaibani menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku
individu dalam kehidupan pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat
dan kehidupan alam sekitarnya.
Dengan demikian, dari uraian di atas dapat kita
tarik suatu pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan
normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau
ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam
hidup dan kehidupannya.
Filsafat, jika dilihat dari fungsinya secara
peraktis, adalah sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai
problematika kehidupan yang dihadapinya, termasuk dalam problematika dalam
pendidikan. Oleh karena itu di simpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan
pedoman atau pijakan dasar bagi ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan yang merupakan penerapan
analisis filosofis dalam lapangan pendidikan .
B. Ruang Lingkup
Filsafat Pendidikan
Filsafat adalah studi secara kritismengenai
masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalam
mencari jalan keluar yang terbaik agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup
dan kehidupan yang dihadapi. Dalam pengertian yang luas, filsafat bertujuan
memberikan pengertian yang dapat diterima oleh manusia mengenai konsep-konsep
hidup secara ideal dan mendasar bagi manusia agar mendapatkan kebahagian dan
kesejahteraan.
Dari uraian di atas, dapat dikatakan bahwa
ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusia yang
komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik
material konkret maupun nonmaterial (abstrak). Jadi, objek filsafat itu tidak
terbatas.
Secara makro, apa yang menjadi objek pemikiran
filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta, dan alam
sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara
mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:
- Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (the nature of education)
- Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan (the nature of man).
- Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
- Merumuskan secara hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, teori dan pendidikan.
- Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
- Merumuskan sistem sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Dengan demikian, dari uraian di atas diperoleh
suatu kesimpulan bahwa yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan ialah
semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami
hakikat pendidikan yang baik dan bagai mana tujuan pendidikan itu dapat dicapai
seperti yang di cita-citakan.
C. Hubungan Filsafat dengan
Filsafat Pendidikan
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh
suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua
aspek hidup dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan. Filsafat
pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh satu
bangsa. Sedangkan pendidikan merupakan suatu cara atau mekanisme dalam
menanamkan dan mewariskan nilai-nilai filsafat itu sendiri. Pendidikan sebagai
suatu lembaga yang berfungsi menanamkan dan mewariskan sistem-sistem norma
tingkah laku yang didasarkan pada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh
lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat. Untuk menjamin upaya
pendidikan dan proses tersebut efektif, dibutuhkan landasan-landasan filosogis
dan ilmiah sebagai asas normatif dan pedoman pelaksanaan pembinaan.
Menurut Jhon Dewey, filsafat merupakan teori
umum, sebagai landasan dari semua pemikiran umum mengenai pendidikan. Dalam
kaitan ini, hasan langgulumg berpebdapat bahwa filsafat pendidikan adalah
penerapan metode dan pandangan filsafat dalam bidang pengalaman manusia yang
disebutkan pendidikan.
Selanjutnya Al-Syaibani secara teperinci
menjelaskan bahwa filsafat pendidikan merupakan usaha mencari konsep-konsep di
antara gejala yang bermacam-macam, meliputi
- Proses pendidikan sebagai rancangan terpadu dan menyeluruh.
- Menjelaskan berbagai makna yang mendasar tentang semua istilah pendidkan.
- Pokok-pokok yang menjadi dasar dari konsep pendidikan dalam kaitannya dengan bidang kehidupan manusia.
Hubungan antara filsafat dan filsafat
pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan
pedoman suatu sistem pendidikan. Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran
teratur yang menjadikan filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses
pendidikan, menyelaraskan, mengharmoniskan dan menerangkan nilai-nilai dan
tujuan yang ingin dicapai. Jadi, terdapat kesatuan yang utuh antara filsafat,
filsafat pendidikan, dan pengalaman manusia.
Filsafat menetapkan ide-ide, idealisme, dan
pendidikan merupakann usaha dalam merealisasikan ide-ide tersebut menjadi
kenyataan, tindakan, tingkah laku, bahkan membina kepribadian manusia.
Kilpatrik mengatakan, berfilsafat dan mendidik adalah adalah dua face dalam
satu usaha; berfilsafat ialah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan
cita-cita yang lebih baik, sedangkan mendidik ialah usaha mereliasasikan
nilai-niali dan cita-cita itu dalam kehidupan, dalam kepribadian
manusia.mendidik ialah mewujudkan nilai-nilai yang dapat disumbangkan filsafat,
dimulai dengan generalisasi muda, untuk membimbing rakyat, membina nilai-nilai dalam
kepribadian mereka, demi menemukan cita-cita tertinggi suatu filsafat dan
melembagakannya dalam kehidupan mereka.
Lebih lanjut, Burner dan Bruns mengatakan
secara tegas bahwa tujuan pendidikan adalah tujuan filsafat yaitu untuk
membimbing ke arah kebijaksanaan. Oleh kerena itu, dapat dikatakan bahwa
pendidikan adalah reliasi dari ide-ide filsafat; filsafat memberi asas
kepastian bagi peranan pendidikan sebagai wadah pembinaan manusia yang telah
melahirkan ilmu pendidikan, lembaga pendidikan dan aktivitas pendidikan jadi,
filsafat pendidikan merupakan jiwa dan pedoman dasar pendidikan.
Dari uraian di atas, diperoleh hubungan
fungsional antara filsafat dan teori pendidikan berikut:
- Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teorinpendidikan oleh para ahli.
- Filsafat, berfungsi memberi arah begi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
- Filsafat, dalam hal ini filsafat pendidikan, mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan.
Menurut Ali Saifillah, filsafat pendidikan, dan
teori pendidikan terdapat hubungan yang suplementer: filsafat pendidikan
sebagai suatu dua fungsi tugas normatif ilmiah yaitu:
- Kegiatan merumuskan dasar-dasar, tujuan-tujuan pendidikan, konsep tentang hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi pendidikan.
- Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi politik pendidikan, kepemimpinan pendidikan, metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akulturasi dan peranan pendidikan dalam pembangunan masyarakat.
Dari uraian di atas, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa antara filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu
hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai
peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan
pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan
kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
- Filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah norma-norma dan atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.
- Ruang lingkup filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan yang baik dan bagai mana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang di cita-citakan.
- Filsafat pendidikan dan pendidikan terdapat suatu hubungan yang erat sekali dan tak terpisahkan. Filsafat pendidikan mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan, meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H.Wr. Hendra
Saputra,M.Hum. 2008. Pengantar Filsafat Pendidikan. PSB FKIP UHAMKA:
Jakarta
Tatang
Syarifudin, 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Percikan Ilmu:
Bandung
Bakhtiar, Amsal. 1999. Filsafat
Agama. Jakarta: Logos Wacana Ilmu